Sisi Gelap Kharisma
Mana yang lebih mudah: mencari pemimpin yang mau mengakui kegagalannya atau mendaftar pemimpin yang membanggakan keberhasilan? Nampaknya Anda akan sepakat dengan saya. Mencari yang kedua jauh lebih mudah.
Malcolm Gladwell dalam bukunya What the Dog Saw mengutip salah satu artikel menarik yang ditulis oleh Robert Raskin dan Dan Fazzini yang berjudul The Dark Side of Charisma. Sisi gelap kharisma, demikian terjemahan langsungnya. Bagian paling menarik adalah pengelompokan manajer gagal yang dilakukan oleh Raskin dan Fazzini. Mereka membagi manajer gagal menjadi tiga kelompok.
Pertama, high likability floater, manajer yang naik terus tanpa terhalang dalam organisasi karena tidak pernah mengambil keputusan sulit dan tak punya musuh. Yang kedua adalah homme de resentiment, yaitu kelompok manajer yang memendam kekesalan dan menyusun siasat untuk menjatuhkan musuh-musahnya. Yang paling menarik adalah kelompok yang ketiga, yaitu narcissitalias manajer narsis. Manajer narsis mempunyai energi, kepercayaan diri, serta kharisma yang mengantarkannya mendaki tangga organisasi.
Namun demikian, manajer narsis termasuk manajer yang buruk karena tidak mau menerima saran orang lain karena menganggap hal itu akan membuat mereka tampat lemah, dan mereka tidak percaya orang lain memberikan masukan yang bermanfaat. Manajer kelompok ini seringkali merasa lebih berjasa dibandingkan kenyataannya. Manajer kelompok ini juga cenderung mengaku bertanggungjawab atas kesalahan dan kekurangan mereka, akibat alasan yang sama seperti mengakui berjasa secara berlebihan.
Manajer narsis akan membuat keputusan dengan kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Karena kepercayaan diri yang tinggi dan kebutuhan untuk diakui, manajer narsis cenderung “mencalonkan diri”. Manajer jenis inilah yang menurut Gladwell yang banyak mengisi posisi di Enron yang sekarang tinggal sejarah karena banyak orang berbakat di sana yang terlalu percaya diri dan tidak membarengi dengan etika yang cukup.